Aplikasi Lensa AI, yang telah menjadi fenomena di dunia media sosial untuk membuat selfie unik, belakangan ini mengundang perhatian. Beberapa ahli keamanan telah mengeluarkan peringatan mengenai risiko yang terkait dengan penggunaan aplikasi ini.
Keberhasilan Lensa AI meningkat pesat berkat peluncuran fitur Magic Avatar mereka. Fitur ini, yang berbayar, memungkinkan pengguna untuk mengubah foto selfie mereka menjadi kreasi ilustrasi yang menarik dengan berbagai gaya, didukung oleh kecerdasan buatan (AI).
Untuk menciptakan avatar, Lensa AI membutuhkan minimal 10 foto dari pengguna. Foto-foto ini diunggah ke server mereka, dan karena foto-foto ini adalah selfie, ini berarti pengguna telah memberikan data biometrik mereka kepada pengembang aplikasi tersebut.
Menurut kebijakan privasi Lensa AI, mereka mengumpulkan dan menyimpan data wajah pengguna untuk keperluan pemrosesan online. Foto-foto tersebut kemudian dihapus dalam 24 jam setelah diproses. Jika menggunakan fitur Magic Avatars, foto akan secara otomatis dihapus setelah avatar AI selesai dibuat.
Meskipun Lensa AI telah menguraikan kebijakan privasi dan keamanannya, Mari Galloway, seorang ahli AI dan keamanan siber, menyarankan pengguna untuk tetap berhati-hati saat menggunakan aplikasi ini.
Galloway mengungkapkan kekhawatiran tentang apa yang dilakukan Lensa AI dengan data tersebut, termasuk cara penghapusan dan enkripsi data, yang tidak sepenuhnya dijelaskan kepada publik.
Andrey Usoltsev, CEO dan salah satu pendiri Prisma Labs, mengatakan bahwa perusahaan sedang bekerja untuk memperbarui kebijakan privasi Lensa AI. Dia menekankan bahwa foto pengguna dihapus dari server setelah pembuatan avatar, dan server tersebut berlokasi di Amerika Serikat.
Galloway juga memperingatkan tentang risiko membagikan data pribadi kepada aplikasi seperti Lensa AI. Saat membuat akun, pengguna harus memberikan informasi pribadi seperti nama, alamat email, dan alamat rumah.
Informasi ini, jika jatuh ke tangan yang salah, berpotensi digunakan untuk keperluan pelacakan lokasi pengguna atau penipuan keuangan.
Dalam syarat dan ketentuan aplikasinya, Lensa AI menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk mereproduksi, mengubah, dan mendistribusikan foto pengguna tanpa kompensasi tambahan.
Jake Moore, pakar keamanan siber dari ESET, menambahkan bahwa dengan menggunakan Lensa AI, pengguna memberikan izin untuk menyimpan foto hasil kreasi di database bersama informasi identifikasi lainnya.
Database ini berpotensi digunakan bersama teknologi pengenalan wajah, menimbulkan kekhawatiran tentang pencurian data.
Moore juga menyoroti bahwa Lensa AI memungkinkan gambar yang dibuat pengguna untuk dibagikan dengan pihak ketiga, yang sering kali tidak disadari oleh pengguna sebagai masalah. Ia menekankan bahwa penjahat siber secara aktif mencari informasi seperti ini untuk digunakan secara ilegal.