Teknologi kendaraan dari tahun ke tahun terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Penggunaan sistem karburator pun secara pasti mulai ditinggalkan dengan memanfaatkan teknolgi injeksi. Semakin banjirnya pengguna motor injeksi, tentunya juga akan menimbulkan berbagai permasalahan baru, sebagaimana motor matic. Maka, memahami gejala kerusakan dan cara memperbaiki sensor tps mio m3, sangat diperlukan.
Kenali Gejala kerusakannya
Kendaraan yang sudah memakai sistim injeksi tentunya membutuhkan pengetahuan yang lebih kompleks untuk perbaikannya. Sebab penggunaan perangkat elektronik sudah menjadi bagian dari kendaraan bersistim injeksi. selain itu tidak semua bengkel kendaaran bermotor memiliki alat perbaikan ketika terjadi keruskan yang cukup parah.
Mengenali ciri dan gejala yang menjadi kerusakan awal merupakan langkah jitu sebagai cara memperbaiki sensor tps mio m3. Untuk dipahami, sensor TPS berfungsi sebagai pendeteksi atau pembaca posisi dari pedal gas, yang selanjutnya dkirimkan ke Electronic-Control-Unit atau ECU. Sehingga ECU-nya akan memberikan informasi untuk rasio campuran antara udara dan bahan bakarnya, berjalan teratur dan secara otomatis.
Namun apabila terjadi gangguan di sensor tps-nya, maka ECU akan kesulitan menterjemahkan informasi dari tps. Sehingga mesin kendaraan tersebut akan mengalami permasalahan pada sistim injeksnya, yang tentunya akan berimbas pada kenerja motor-nya. Beberapa ciri atau gejala kerusakan pada tps, antara lain:
- Kendaraan akan mengalami delay saat akselerasinya. Untuk memeriksanya cukup dengan menekan atau menarik gasnya. Pengguna akan mengetahui spontanitas atau reponsif yang diberikan kendaraan saat berakselarasi.
- Terjadi penigkatan pada RPM Mesinnya secara tiba-tiba saat berkendaraan, juga menjadi salah satu cirri awal gangguan pada sensor tps.
- Sulitnya saat melakukan perpindahan tranmisi pada roda giginya. Tentunya akan sangat mengganggu pengedara kedaraan matic seperti Mio M3.
- Gangguraan pada staternya, yang menyebabkan kesulitan pada saat akan menstarter kendaraan mio tersebut
- Penggunaan bahan bakarnya menjadi lebih boros juga adanya langsam yang cukup besar ketika gas ditarik.
Mulai Lakukan Pemeriksaan
Pendeksian dini dengan memperhatikan gangguan yang dirasakan saat berkendaraan, sebaiknya dilakukan secara rutin. Namun, apabila kendaraan sudah terindikasi mengalami gangguan yang di indikasikan berawal dari sensor tps-nya. Maka sudah saatnya untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan, sebagimana langkah berikut:
1. Bersihkan Filter Udara dan Throtle Body
Mulai dengan membersihkan filter udara dan throtle body-nya dari kotoran yang mengganggu proses pengabutannya. Untuk lepas lebih dulu semua throtle bodynya yang terhubung dengan mesin agar memudahkan dalam melakukan pembersihan.
Lakukan pembersihan semua kerak carbon yang kemungkinan tertinggal, hingga benar-benar bersih memakai bensin maupun carbon cleaner. Demikian juga dengan lubang setelan anginnya untuk ikut dibersihkan.
2. Periksa Hambatan
Cara memperbaiki sensor tps mio m3 selanjutnya adalah dengan memeriksa hambatan dengan memggunakan ohm meter. perikas dan ukur besarnya hambatan di terminal VTA-nya dengan ground-sensor atau terminal-E2-nya. Seharusnya hambatan akan bertambah besar seiring dengan semakin lebarnya katup gas yang terbuka.
3. Cek Tegangan Sinyal
Selanjutnya lakukan pemeriksaan tegangan sinyalnya, menggunakan multi-meter. Periksa kabel sensor di terminal VTA-nya mengunakan knop positif dengan ground atau terminal E2-nya untuk knop negatif. Seharusnya tegangannya akan bertambah besar seiring dengan semakin lebarnya katup gas yang terbuka.
Apabila kerusakannya sudah terlanjur parah dan sulit untuk diperbaiki sendiri. Sebaiknya bawa kendaraan tersebut ke bengkel terdekat dan terpercaya. Akan lebih baik ke bengkel resmi Yamaha, yang tentunya memiliki peralatan yang memadai untuk memperbaiki sensor pada tpsnya.
Demikianlah cara memperbaiki sensor tps mio m3 dan memahami gejala kerusakannya dengan tepat. Memahami gejala atau ciri-ciri lahan pada sensor tps, menjadi langkah terbaik untuk mengansipasi kerusakan lebih lanjut. Sehingga akan lebih cepat proses perbaikannya, setelah pendektesian awalnya.