Google berencana untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dengan Google Assistant. Namun, langkah ini ternyata menimbulkan konsekuensi berupa pemutusan hubungan kerja bagi sejumlah karyawan.
Dilaporkan bahwa Google akan mengurangi jumlah karyawannya sebagai bagian dari strategi memfokuskan lebih banyak pada pengembangan AI, khususnya untuk produk Assistant. Google mulai terjun lebih dalam dalam dunia AI sejak ChatGPT menjadi populer, termasuk dengan peluncuran chatbot mereka, Bard, baru-baru ini.
Rencana Google adalah untuk meningkatkan kemampuan Smart Assistant mereka dengan teknologi AI Generatif, sebagai bagian dari reorganisasi besar di divisi tersebut.
Peeyush Ranjan, Wakil Presiden divisi tersebut, mengungkapkan bahwa PHK dalam skala kecil akan terjadi sebagai bagian dari reorganisasi ini. Karyawan yang terkena dampak akan diberikan kesempatan 60 hari untuk mencari posisi lain di dalam Google.
Ranjan juga menyatakan bahwa perusahaan berencana untuk mengintegrasikan teknologi Large Language Model (LLM) ke dalam Assistant, dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih berkualitas kepada pengguna.
“Kami sangat optimis dengan potensi AI generatif untuk mengubah kehidupan orang-orang dan bersemangat mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dari Assistant yang diperkuat oleh LLM,” ujarnya.
Sebagai bagian dari reorganisasi ini, ada perubahan juga dalam tim Speech yang menangani perintah suara, dengan Francoise Beaufays, kepala tim tersebut, yang kini akan mengawasi Bard dan Assistant.
Jennifer Rodstrom, juru bicara Google, juga berbicara tentang pengembangan LLM, menyatakan bahwa eksplorasi teknologi ini akan meningkatkan kualitas produk Assistant.
“Ratusan juta orang menggunakan Assistant setiap bulannya, dan kami bertekad untuk memberikan mereka pengalaman yang berkualitas,” tutur Rodstrom.