Gojek, sebagai salah satu perusahaan start up terkemuka di Indonesia, telah memberikan kontribusi signifikan dalam evolusi industri transportasi dan ekspedisi di negara ini. Bagi mereka yang berminat dengan dunia start up, memahami kisah Gojek adalah esensial.
Dibawah pendiriannya oleh Nadiem Makarim, Gojek tidak hanya berhasil berkembang pesat tetapi juga menciptakan berbagai kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai unicorn pertama di Indonesia, banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari perjalanan Gojek. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang evolusi Gojek dari waktu ke waktu, mari kita ulas lebih detail.
Sejarah Gojek
Mengacu pada buku “E-commerce: Strategi dan Inobvasi Bisnis Berbasis Digital” yang ditulis oleh Sunday Ade Sitorus dan tim (2022), terungkap bahwa Nadiem Makarim mendapatkan inspirasi untuk mendirikan perusahaannya dari pengalaman sehari-harinya menggunakan layanan ojek untuk bekerja.
Nadiem memperhatikan bahwa banyak pengendara ojek menghabiskan waktu mereka menunggu penumpang. Ia juga menilai bahwa ojek merupakan sarana transportasi umum yang relatif jarang dibandingkan dengan jenis transportasi umum lainnya.
Berangkat dari kekhawatiran ini, Nadiem mengidentifikasi sebuah kesempatan untuk menciptakan dan mengembangkan layanan yang menguntungkan baik pengendara ojek maupun penumpangnya. Berdasarkan pemikiran ini, ia mendirikan Gojek pada 13 Oktober 2010.
Pada awalnya, Gojek hanya memiliki 20 pengemudi dan belum memiliki aplikasi transportasi online, mengandalkan call center untuk menghubungkan pengemudi dengan penumpang.
Namun, pada tahun 2014, Nadiem Makarim mulai menerima tawaran investasi yang memungkinkan Gojek meluncurkan aplikasi mereka untuk perangkat Android dan iOS pada 7 Januari 2015. Sejak peluncuran aplikasi tersebut, Gojek tidak lagi menggunakan sistem pemesanan melalui call center.
Perkembangan Gojek dari Masa ke Masa
Berikut adalah ringkasan dari evolusi Gojek selama beberapa tahun:
- Pendanaan: Gojek berhasil mengumpulkan dana dari berbagai investor, termasuk NSI Ventures dan Sequoia Capital pada tahun 2015. Pada 2016, perusahaan ini mengamankan pendanaan sebesar USD 550 juta. Pada 2018, Gojek menarik minat investor besar seperti Google, Astra Internasional, Paypal, dan Facebook, berkat kemajuan pesat yang mereka buat.
- Ekspansi Internasional: Gojek memperluas operasinya ke empat negara Asia Tenggara, termasuk Vietnam (dengan nama goviet), Thailand (dengan nama GET), Singapura, dan Filipina. Perusahaan ini mengadaptasi nama dan layanannya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal di setiap negara.
- Pencapaian dan Prestasi: Pada 2017, Gojek masuk dalam daftar 20 perusahaan yang mengubah dunia oleh Fortune, menempati posisi ke-17. Dalam 18 bulan, perusahaan ini tumbuh hingga 3,600 kali lipat, salah satu laju pertumbuhan tercepat di dunia. Gojek juga mendapatkan penghargaan Fortune’s Favourite pada tahun 2019, dan pada waktu yang sama, jumlah mitra pengemudinya mencapai 2 juta.
- Era Kepemimpinan Kevin Aluwi: Di bawah kepemimpinan Kevin, Gojek mencapai valuasi lebih dari 10 miliar dolar. Perusahaan ini berkolaborasi dengan Tokopedia, menghasilkan entitas baru bernama GoTo, yang menyediakan berbagai layanan digital seperti keuangan, e-commerce, dan transportasi online.
Kisah perkembangan Gojek ini diharapkan dapat memberikan informasi berguna dan memperkaya pengetahuan bagi mereka yang tertarik dengan dunia bisnis dan teknologi. Gojek terus berkembang dan meningkatkan layanannya untuk konsumen.