Dunia saat ini sedang ramai membicarakan keberhasilan dari teknologi terbaru, yakni matahari buatan yang dikenal dengan nama Experimental Advance Superconducting Tokamak (EAST).
Baru-baru ini, matahari buatan yang dikembangkan oleh China berhasil mencatat rekor dengan suhu plasma yang mencapai 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dan 160 juta Celcius dalam durasi 20 detik.
Eksperimen ini merupakan bagian integral dari proyek internasional Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), yang melibatkan kerjasama global antara China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.
Ini merupakan langkah penting dalam penelitian fusi nuklir yang aman untuk masa depan.
Tidak hanya China, beberapa negara lain juga mengembangkan matahari buatan serupa.
Berikut adalah daftar negara-negara tersebut:
Korea Selatan
Sebelum rekor yang dibuat oleh matahari buatan China, Korea Selatan telah menciptakan matahari buatan mereka sendiri, yang berhasil beroperasi selama 20 detik dengan suhu 100 juta derajat celcius.
Proyek ini merupakan hasil kerjasama antara Seoul National University (SNU), Columbia University di Amerika Serikat, dan KSTAR Research Center di Korea Institute of Fusion Energy (KFE). Hingga saat ini, belum ada kabar terbaru tentang perkembangan proyek ini.
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, para peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts dan beberapa perusahaan swasta berhasil mengembangkan magnet superkonduktor dengan suhu tinggi. Teknologi ini diklaim mampu melampaui teknologi ITER dalam menciptakan matahari buatan.
Dibandingkan dengan teknologi nuklir fisi yang umum digunakan saat ini, teknologi fusi nuklir ini dianggap lebih ramah lingkungan karena menghasilkan sedikit sampah radioaktif dan menyediakan sumber energi yang hampir tidak terbatas.
Meski demikian, pengembangan energi fusi ini tergolong sulit dan masih dalam tahap penelitian intensif selama lebih dari satu abad.
Perancis
Di Perancis, tim dari ITER mengirimkan bagian pertama dari magnet besar untuk reaktor tenaga nuklir fusi yang sedang dibangun di Saint-Paul-Lez-Durance.
Proyek ini, yang menelan biaya sekitar Rp 342 triliun, bertujuan untuk mereplikasi reaksi matahari dan menunjukkan bahwa fusi nuklir dapat menghasilkan energi pada skala komersial.
Reaktor ini, yang berlokasi di selatan Perancis, diharapkan menjadi reaktor fusi terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035.
Inggris
Di Inggris, proyek Mega Amp Spherical Tokamak (MAST) Upgrade di Culham berhasil mencapai plasma pertama pada Oktober 2020, setelah pembangunan selama tujuh tahun dengan anggaran US$71 juta atau sekitar Rp 1 triliun.
MAST Upgrade ini akan menjadi dasar untuk prototipe Spherical Tokamak for Energy Production (STEP) di Inggris, yang dijadwalkan selesai pada tahun 2040 dengan alokasi dana sebesar US$294 juta atau sekitar Rp4,1 triliun untuk tahap awal perancangannya.